Banco Espirito Santo (BES)
menghadapi masalah terkait ditemukannya irregularities
pada perusahaan induknya, Espirito Santo International (ESI). ESI memiliki
masalah terkait dengan cara pengumpulan dana dan penilaian asset-asset mereka. Hal
tersebut telah mengakibatkan penyelidikan oleh otoritas di portugal terhadap
tiga perusahaan yang tergabung dalam ESI yaitu : Epirito Santo International SA, Espirito Santo Control SA dan Espirito Santo Financial Group SA (ESFG).
ESI dan RioForte yang merupakan
dua perusahaan dibawah Espirito Santo Group (ESG) memiliki permasalahan untuk
membayar kembali hutangnya. Pada Saat bersamaan, Espirito Santo Financial Group
(ESFG), yang juga merupakan pemegang saham terbesar Banco Espirito Santo (BES)
telah berupaya menutupi hutang yang ditanggung oleh ESI dan RioForte. ESFG lalu
menyampaikan bahwa exposure terhadap
RioForte dan ESI telah meningkat dua kali lipat dalam kurun waktu 6 bulan,
menjadi 2,4 milyar Euro untuk membantu pembayaran hutang ESI dan RioForte.
Hal tersebut telah menyebabkan
masalah bagi BES, terkait hutang sebesar 1 milyar Euro, yang telah diberikan
kepada ESFG dan RioForte. Hutang tersebut berisiko menurunkan pemenuhan
persyaratan 9,8% Basel iii Core Tier 1
Ratio yang disyaratkan oleh Bank Sentral Eropa (ECB).
BES mengungkapkan bahwa hutang
sebesar 1 milyar Euro tersebut terdiri dari 780 juta euro terhadap ESFG beserta
anak perusahaan lainnya, dan perusahaan RioForte sebesar 200 juta euro yang
pada gilirannya memiliki 49% saham ESFG.
Permasalahan kredit macet
intra-grup tersebut diperbesar dengan kompleksitas struktur korporat ESG di
antara anak-anak perusahaannya. Dari kompleksitas struktur kelompok Espirito
Santo dapat dilihat bahwa Espirito Santo Irmãos (ES Irmãos) memiliki 49% saham
ESFG, yang pada gilirannya memiliki 25% saham BES. Sementara kepemilikan ES Irmãos
100% dipegang oleh RioForte Investments. Semua perusahaan terkait dipayungi
oleh ESG.
Selain permasalahan terkait exposure kepada perusahaan-perusahaan
yang termasuk dalam ESG, BES juga memiliki permasalahan terkait kredit yang
diberikannya di Angola, melalui BES Angola. Pada tahun 2013, operasi BES di
Angola telah sangat tergantung pada perusahaan induk untuk pendanaan, sehingga
LDR BES Angola mencapai 220%. Di lain pihak, kredit macet di Angola telah
meningkat sebesar 84% antara tahun 2010 dan tahun 2013.
Masalah muncul ke permukaan
setelah pada bulan Mei lalu, ESI melakukan penundaan pembayaran hutang jangka
pendek terhadap sejumlah kreditor di Swiss, yang mengaikabtkan kekhawatiran
bahwa para investor akan menanggung kerugian akibat permasalahan di ESI dan
kelompok Espirito Santo. Terkait dengan masalah tesebut pada awal juli
regulator pasar saham Lisabon, Portugal, telah menahan perdagangan saham BES di
bursa efek Lisabon untuk menahan saham tersebut yang telah menurun 32% sejak
bulan mei lalu. Selain itu, agen pemeringkat Moody’s juga telah menurunkan
peringkat kredit perusahaan induk BES, yaitu ESFG dari B2 ke Caa2.