Thursday, March 8, 2012

Mengapa Harga BBM Harus Naik?

Pro-Kontra tentang kebijakan kenaikkan harga BBM terjadi di berbagai tempat. Namun, ini MUNGKIN tidak terjadi di FEUI. Rasanya, kebanyakan mahasiswa FEUI sudah sepakat bahwa harga BBM memang sudah seharusnya dinaikkan. Tetapi, apakah seluruh teman-teman mahasiswa sudah tahu alasan-alasan mengapa harga BBM harus naik? Berikut saya ingin berbagi kepada teman-teman semua beberapa alasan harga BBM harus dinaikkan.

Indonesia Sudah Menjadi Net Importir Minyak

Yang kelihatan aneh dari beberapa pandangan di dalam masyarakat luas adalah, ada yang masih berpikir bahwa minyak di Indonesia itu sangat sakral. Beberapa malah menyatakan Indonesia masih merupakan negara kaya minyak dan Indonesia merupakan pengekspor minyak. Faktanya adalah, sejak era tahun 2000an-sekarang angka lifting minyak mentah Indonesia semakin turun dan turun. Fakta ini menyebabkan Indonesia harus menyetop ekspor minyak mentah nya. Lalu, ditambah dengan konsumsi minyak dalam negeri yang semakin tinggi, maka tidak heran bahwa sekarang Indonesia telah menjadi Net Importir minyak. Bisa dibayangkan jika Indonesia tetap menyubsidi BBM, maka secara tidak langsung Indonesia ikut “menyubsidi” kilang-kilang minyak milik perusahaan asing di luar negeri.

Harga Minyak Mentah Dunia yang Meroket

Satu faktor yang paling dominan adalah harga minyak mentah dunia yang terus meroket. Sebagai informasi, dalam APBN 2012 pemerintah telah menetapkan asumsi harga minyak mentah dunia pada level USD90 per barel. Padahal, pada kondisi teraktual harga minyak mentah dunia telah mencapai level USD115 per barel, dan akan terus meningkat. Hal ini terjadi karena perkembangan perekonomian global yang penuh dengan ketidakpastian. Salah satunya krisis ekonomi Eropa yang belum dapat diatasi hingga gejolak politik di sejumlah negara Timur Tengah yang terus memanas. Belum lagi penghentian ekspor minyak Iran ke Eropa. Ini semua pada akhirnya mengakibatkan sentimen negatif sehingga melambungkan harga minyak dunia. Pada akhirnya, harga yang melambung tinggi ini akan terus membebani APBN 2012.

Porsi Subsidi dalam APBN yang Terus Meningkat

Dalam APBN 2012, menunjukkan bahwa porsi pengeluaran subsidi sebesar 22% dari total APBN. Dimana sekitar 12%-nya merupakan subsidi untuk BBM. Ini menunjukkan angka yang tentunya sangat tinggi. Lalu, ditambah dengan belanja pegawai yang mencapai sekitar 23% dari total APBN, maka porsi untuk pembangunan infrastruktur, transfer ke daerah, belanja modal dan lainnya yang mempunyai multiplier effect yang lebih baik, akan semakin kecil.

Pembeli BBM Bersubsidi yang Salah Sasaran.

Harus diakui, tujuan awal pemerintah memberlakukan BBM bersubsidi adalah untuk meringankan atau menolong rakyat miskin. Hal ini tentunya akan sangat baik, bila memang subsidi tersebut tepat sasaran. Namun, menurut beberapa observasi teman-teman, 80% dari total subsidi dinikmati oleh 10%-15% masyarakat terkaya di Indonesia. Hal ini wajar saja terjadi, karena ketika pemerintah melakukan subsidi untuk suatu barang, maka siapapun bisa membeli barang bersubsidi tersebut. Hal ini jadi semakin wajar terjadi jika kita melihat fakta bahwa yang banyak membeli BBM bersubsidi adalah orang-orang yang telah mampu mempunyai kendaraan mobil dan motor, yang tentunyam bukan orang miskin.

Kecenderungan Konsumsi yang Semakin Boros Jika Harga BBM Semakin Murah

Alasan berikutnya yang mendukung terjadinya kenaikkan harga BBM adalah kecenderungan masyarakat untuk mengonsumsi BBM lebih banyak ketika harga BBM yang sangat murah. Berikut saya lampirkan sebuah grafik yang cukup menarik.



Dapat dilihat diatas, titik-titik putih itu merupakan harga BBM di masing-masing negara, dimana Indonesia merupakan negara dengan harga BBM terendah. Lalu, garis-garis biru itu merupakan intensitas konsumsi BBM per GDP di beberapa negara. Sangat mengejutkan, dimana konsumsi BBM di Indonesia merupakan kedua tertinggi setelah Cina. Bisa disimpulkan bahwa harga BBM dengan banyaknya konsumsi BBM di suatu negara mempunyai hubungan yang terbalik. Sehingga bila pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga BBM, maka seharusnya konsumsi BBM Indonesia akan turun dan tentunya itu akan meringankan beban negara.

Ringkasan

Lalu ada yang bertanya, bagaimana dengan rakyat miskin? ‘Kan pencabutan subsidi akan memberatkan rakyat miskin? Iya, betul, namun tidak betul secara keseluruhan. Memang pada awalnya akan terjadi syok dalam masyarakat. Tetapi, pemerintah juga mempunyai program kompensasi yang disebut Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) atau yang dulu disebut dengan BLT. Diharapkan, dengan adanya BLSM ini dapat meringankan syok yang ada di dalam masyarakat. Toh, dengan beberapa alasan yang penulis sudah sebutkan diatas, rasanya tidak ada lagi alasan bagi masyarakat luas untuk menolak kenaikkan harga BBM ini. Mudah-mudahan dengan adanya tulisan ini, teman-teman bisa tercerahkan semua.

No comments:

My Blogger Panel 3